Mentalku Diuji

Kalo mau maju harus kuat mental kan ya?

Kalo mau mental kuat juga harus tahan bantingan kan ya?

Aku tipe orang sensitif, pemikir, dan masih labil sepertinya. Berkali2 aku mengalami hal ini belakangan ini, terutama dalam hal yang udah mendarah daging sama aku, ya…basket… Keadaan yang menurutku bener2 beda dengan keadaan sebelumnya, aku akhirnya ngerasain sekarang, dan aku berusaha tahan, dan lama2 kebiasaan, karena ga harus selalu kita diatas. Aku belajar kedewasaan dari situ. Dan aku bersyukur karena itu.

Dari situ untuk menghadapi keadaan yang sama, insyaALLAH aku agak tahan, dan ga down2 amat, sampai akhirnya kejadian kemaren dimana aku merasakan hal yang bener2 buat aku terdiam sejenak, mengeluh? bukan… kecewa? mungkin… marah? bukan sepantasnya. Aku berusaha menenangkan hatiku, orang2 sekitarku membuat suasana hatiku naik turun, dari keadaan yang semakin menyakitkan, sampe keadaan yang membuatku termotivasi lagi, mataku berkaca2 tapi aku ga mau nangis, aku harus kuat, sudah sepantasnya orang kalo mau maju pasti harus berjalan dari bawah dulu.

Bawah? Apa aku pantas berjalan dari bawah (lagi)? Hatiku berkecamuk malam itu, tapi hatiku yang lain berkata tidak boleh berfikir naif seperti itu, waktu dan kesempatanku masih panjang untuk berjuang dan membuktikan. ICHA HARUS TAHAN! Icha ga boleh nyerah, kalo nyerah kapan mental kita bisa naik.

Dan sekarang adalah masa pertarungan otak dan hatiku. Aku harus bisa melawan emosi dengan mental. Cobaan bukan halangan, tapi cobaan adalah kunci untuk bisa jadi maju kalo aku bisa bertahan di dalamnya. Dan aku mau jadi pemain hebat. Dan perjalananku masih panjang, kesempatanku masih banyak, dan aku ga mau menyia2kan setiap kesempatan yang ada.